/* */

Selasa, 21 Mei 2013


Assalamu'alaikum,,,,

Tiba-tiba

dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya

masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan

badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?'

'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,'

tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan

pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi! bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.

Dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan

tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan

kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas

langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.

'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril.

Tapi

itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh

kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril

lagi.

'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?'

'Jangan

khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman

kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad

telah berada di dalamnya,' kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.'

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?'

Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.'

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya

bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan

telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku'

'peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.

Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

'Ummatii,ummatii,ummatiii?' - 'Umatku, umatku, umatku'

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini,,,apa yang sudah kita lakukan untuk Rosulullah????

untuk membasahi lisan dan bibir kita dgn bacaan sholawat saja terkadang kita lupa!!!


Allahumma sholli 'ala sayidina Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi


Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Posting Komentar